Seperti apakah Keris Mpu Gandring itu?

Keris karya Empu Gandring Keris Ken Angrok


 

Penggalan sejarah hubungan pragmentasi antara tokoh, keris atau pusaka, dan peristiwanya. Contoh kisah Keris Mpu Gandring: senjata sakti yang berbalik menjadi kutukan. Pusaka tersebut menewaskan pemiliknya, Ken Angrok, beserta tujuh keturunannya.

Sebagai sebuah benda, keris tidak bisa hanya dimaknai semata-mata sebagai senjata. Hal yang lebih substansial, yaitu aspek filosofis yang terkandung di dalamnya.

“Pada tahun 2005 keris resmi diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia non-bendawi,” Dan Hari Keris Nasional diperingati setiap tanggal 25 November.

Bentuk Keris Mpu Gandring

Bentuk keris di Indonesia bermacam-macam. Bagaimana dengan bentuk atau rupa dari keris Mpu Gandring yang diliki oleh Ken Angrok? Berkelok-kelok (luk) atau lurus? Indah dan anggun atau sangar?

Hal itu sampai saat ini masih menjadi pertanyaan: sebenarnya seperti apakah bentuk atau dapur dari keris buatan Mpu Gandring yang dimiliki oleh Ken Angrok itu? Sepertinya sumber tentang keris Mpu Gandring yang dipesan oleh Ken Angrok  itu hanya ada dalam kisah yang tertulis pada Serat Pararaton bagian 03, berikut:

Sesudah genap lima bulan, Ken Angrok ingat kepada perjanjiannya, bahwa ia menyuruh membuatkan keris kepada Mpu Gandring. Pergilah ia ke Lulumbang. Ia bertemu dengan Mpu Gandring yang sedang mengasah dan memotong-motong keris pesanan Ken Angrok.

Kata Ken Angrok: "Manakah pesanan hamba kepada tuan Gandring."

Menjawablah Gandring itu: "Yang sedang saya asah ini, Buyung Angrok." Keris diminta untuk dilihat oleh Ken Angrok.

Katanya dengan agak marah: "Ah tak ada gunanya aku menyuruh kepada tuan Gandring ini, bukankah belum selesai diasah keris ini, memang celaka, inikah rupanya yang tuan kerjakan selama lima bulan itu."

Menjadi panas hati Ken Angrok, akhirnya ditusukkan kepada Gandring keris buatan Gandring itu. Lalu diletakkan pada lumpang batu tempat air asahan. Tiba-tiba lumpang berbelah menjadi dua. Kemudian diletakkan pada landasan penempa, penempa pun juga berbelah menjadi dua.

Kini Gandring berkata: "Buyung Angrok, kelak kamu akan mati oleh keris itu, anak cucumu akan mati karena keris itu juga, tujuh orang raja akan mati karena keris itu."Sesudah Gandring berkata demikian lalu meninggal.

Sekarang Ken Angrok tampak menyesal karena Gandring meninggal itu, kata Ken Angrok: "Kalau aku menjadi orang, semoga kemulianku melimpah, juga kepada anak cucu pandai keris di Lulumbang." Lalu pulanglah Ken Angrok ke Tumapel.

Ada seorang kekasih Tunggul Ametung, bernama Kebo Hijo, bersahabat dengan Ken Angrok, cinta mencintai.

Pada waktu itu Kebo Hijo melihat bahwa Ken Angrok menyisip keris baru, berhulu kayu cangkring masih berduri, belum diberi perekat, masih kasar, senanglah Kebo Hijo melihat itu. Kebo Hijo sangat berminat meminjamnya, diberikan oleh Ken Angrok. Keris itu terus dipakai oleh Kebo Hijo. Lamalah keris Ken Angrok dipakai oleh Kebo Hijo, tidak seorang pun orang di Tumapel yang tidak pernah melihat Kebo Hijo tak menyisip keris barunya itu dipinggangnya. Tak lama kemudian keris itu dicuri oleh Ken Angrok.

Dari kisah tersebut di atas dapat diberikan suatu tanda-tanda gambaran dari bentuk keris Mpu Gandring, antara lain:

1.      1. Keris sudah berbentuk, namun belum sempurna. Masih pada masa pengasahan. Hal ini berdasar dari pernyataan Mpu Gandring “ yang sedang saya asah ini, Buyung Angrok.” Dan dari pernyataan Ken Angrok sendiri: “ Ah tak ada gunanya……, bukankah belum selesai diasah keris ini, memang celaka…..”

K   2. Keris Mpu Gandring itu berhulu (pegangan) kayu cangkring masih berduri, belum diberi perekat, dan masih kasar.

3.      3. Keris Mpu Gandring sudah berwarangka. Hal itu bisa diketahui dari uraian, bahwa keris Mpu Gandring bisa disisipkan di pinggang Kebo Hijo dan dipamerkannya.

Hanya seperti itulah uraian tertulis tentang keris Mpu Gandring yang dipesan dan dimiliki oleh Ken Angrok pendiri Singhasari yang kemudian bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi yang berkuasa 1222 – 1227. Ken Angrok lahir 1182 M dan wafat 1227 M.

Bagaimana bentuknya? berkelok-kelok (luk) atau lurus? Dalam hal ini keris-keris karya para empu di Lulumbang-Pasuruan/Malang saat ini nampaknya bisa digunakan sebagai pertimbangan kesesuaian bentuk. @


 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desa Seboro & Desa Rawan di Krejengan Kab. Probolinggo tempat Panglima Perang Mpu Nala

Di Jabung Baginda Hayam Wuruk berselirkan seorang putri cantik