Postingan

Gambar
  Seperti apakah Keris Mpu Gandring itu? Keris karya Empu Gandring Keris Ken Angrok   Penggalan sejarah hubungan pragmentasi antara tokoh, keris atau pusaka, dan peristiwanya. Contoh kisah Keris Mpu Gandring: senjata sakti yang berbalik menjadi kutukan. Pusaka tersebut menewaskan pemiliknya, Ken Angrok, beserta tujuh keturunannya. Sebagai sebuah benda, keris tidak bisa hanya dimaknai semata-mata sebagai senjata. Hal yang lebih substansial, yaitu aspek filosofis yang terkandung di dalamnya. “Pada tahun 2005 keris resmi diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia non-bendawi,” Dan Hari Keris Nasional diperingati setiap tanggal 25 November. Bentuk Keris Mpu Gandring Bentuk keris di Indonesia bermacam-macam. Bagaimana dengan bentuk atau rupa dari keris Mpu Gandring yang diliki oleh Ken Angrok? Berkelok-kelok (luk) atau lurus? Indah dan anggun atau sangar? Hal itu sampai saat ini masih menjadi pertanyaan: sebenarnya seperti apakah bentuk atau dapur dari keris buatan M

Di Jabung Baginda Hayam Wuruk berselirkan seorang putri cantik

Gambar
  Hayam Wuruk Menyekar “Memegat Sigi” di Candi Jabung Di Jabung Baginda berselirkan seorang putri cantik Nilam Sari. Tahun Saka seekor-naga-menelan bulan (1281Saka = 1359 M) usai musim hujan, Sri Nata Hayam Wuruk pesiar keliling seluruh negara menuju Lumajang dengan naik kereta dan diiringi oleh semua raja Jawa serta permaisuri dan abdi, menteri, tanda, pendeta, pujangga, semua para pembesar ikut serta. (Pupuh 17 Kakawin Nagara Kretagama). Dalam perjalanan Hayam Wuruk, selain berkunjung ke pendharmaan, pathirtan, dan kadewaguruan yang bersifat keagamaan, dia juga memantau wilayah kekuasaannya dan berwisata di beberapa tempat yang dilaluinya. Dalam perjalanannya tersebut, Baginda dan rombongan mengunjungi Candi Jabung. Candi Jabung terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, dibangun pada 1354.   Dalam Kakawin Nagarakertagama, Candi Jabung disebut Bajrajinaparamitapura, sedangkan dalam Serat Pararaton disebut sebagai Sajabung dan menjadi tempat perabua

Desa Seboro & Desa Rawan di Krejengan Kab. Probolinggo tempat Panglima Perang Mpu Nala

Gambar
  Desa Seboro & Desa Rawan di Krejengan Kab. Probolinggo tempat Mpu Nala   Perdikan Kambang Rawi-di Desa Rawan dan Desa Seboro- Kec. Krejengan-Kab. Probolinggo-Jawa Timur        Mpu Nala atau Mpu Lembu Nala merupakan Panglima Tentara Majapahit yang menjabat sejak Majapahit diprintah oleh Tribwana Tunggadewi hingga Hayam Wuruk . Dalam struktur pemerintahan kerajaan Majapahit menjabat sebagai Panglima Perang yang disebut Rakryan Tumenggung .      Kedudukakn Mpu Nala sebagai Panglima Perang Majapahit didasarkan pada lima sumber sejarah, yaitu (1) Kakawin Nãgarakṛtãgama atau Deçawarṇana (2) Prasasti Prapancasarapura (3) Prasasti Batur (4) Prasasti Bendasari, dan (5) Prasasti Sekar.      Menurut Kakawin Nãgarakṛtãgama pada Pupuh 31 dan 72 disebutkan bahwa jabatan yang diemban Mpu Nala adalah sebagai Panglima Perang (Rakryan Tumenggung), selain itu ia juga disebut sebagai seorang penganut agama Budha. Mpu Nala dalam naskah tersebut juga disebutkan sebagai orang yang te